Sharing seminar bu Elly Risman : Pede bicara sex pada anak.

Wah seru banget, banyak hal yg dipaparkan ngebuka wawasan saya yang slama ini ternyata jauh dari sempurna utk dikatakan menjadi ibu yang bertanggungjawab secara islami.

Intinya yang bisa saya share buat temen ;

Lingkungan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Kita mendidik, mengajar dan mengarahkan hal-hal yang baik dan islami dari dalam sedangkan lingkungan adalah bagian yang mempengaruhi dari luar. Maka kewajiban kitalah sebagai ortu yang bertanggungjawab mencarikan lingkungan yang baik utuk anak-anak kita, buah hati kita.

Bahwa ayah dan ibu harus sama-sama berperan ambil bagian dalam pendidikan sexualitas anak.

Sex tidak sama dengan sexualitas. Sex adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan alat kelamin. Sedangkan sexualitas adalah totalitas kepribadian, apa yang kau percayai, fikiran dan bagaimana bereaksi, bagaimana kita berbudaya dan bersosial, tampil ketika kita berdiri, tersenyum, berpakaian, tertawa dan menangis, menunjukan siapa diri kita. #definisi sex dan sexualitas dari bu Elly Risman.

Bicarakan masalah sexualitas ini kepada anak dengan senyuman, keceriaan sehingga anak rilex ketika menerima penjelasan. “Bila hati senang sistem limbic terbuka, informasi masuk, otak menjadi kuat.”

Pada usia bayi ajaklah anak kita berbicara setiap saat. Maka inilah awal mulanya kedekatan batin kita terjalin dengan anak. Karena seorang bayi sudah dapat menangkap sinyal-sinyal kasih sayang/tidak dari sentuhan dan suara kita.

Pada usia batita mereka mulai menemukan kenikmatan dgn alat jenitalnya. Tahapan melarangnya adalah :

  1. Bicara baik-baik.

Misal : pada anak laki-laki yg sering memegang penis, katakana dgn senyuman kepada anak kita bahwa hal itu akan melukai penisnya, akibatnya nanti pipis akan terasa sakit. Penjelasan harus logis, sesuai umur anak, singkat dan ada sebab akibat.

(bu Elly melarang menggunakan pengucapan alat kelamin dgn permisalan “burung” atau kata” lainnya, lebih dianjurkan mengatakannya dgn kata” ilmiah ; penis vigina. Karena pengucapan kata” yg tidak pada tempatnya akan membingungkan anak).

2. Dialihkan dengan mengajaknya bermain atau hal” positif lainnya.

Misal : setiap kali kita beritahu dia masih melakukan juga, maka dapat kita katakana kepadanya, “ibu sudah katakana itu tidak baik, menurut abang apa yang harus ibu katakan agar abang berhenti memegang penis terus apalagi di tempat umum. Ini bagi anak” akan seperti permainan. Missal : dia mengatakan,”aku mau ibu mengatakan tentang kursi goyang.” Maka ketika kita melihatnya kembali memainkan penisnya, katakanlah sesuatu tentang kursi goyang. Si anak akan merasa diingatkan tetapi dalam bentuk bermain. Jangan lupa, tanyakan kepada anak apa yang harus kita ucapkan agar mereka berhenti . hal ini juga bermaksud agar si anak tidak merasa kita tegur/marahi/mempermalukannya di depan umum.

3. Golden opportunity.

Maksudnya adalah jadikan moment tersebut utk kita memberikan penjelasan kepada anak. Misal ; ceritakan perbedaan jenis kelamin pria dan wanita, jelaskan tentang muhrim dan bukan muhrim, juga dapat menceritakan tentang aurat, tentang aurat ajarkan anak-anak kita tentang 3 hal sentuhan terhadap bagian tubuh :

3. 1. Sentuhan yang terkategori baik adalah *sentuhan dari bahu ke atas atau dari lutut ke bawah. Bahwa org lain “boleh” menyentuh bagian tersebut kepada anak kita. Dan itu merupakan sentuhan yang wajar apabila dilakukan oleh org yg kita kenal.

3.2. Dari bahu ke bawah dan dari lutut ke atas.

jelaskan bahwa apabila disentuh seseorang pada bagian ini, ini adalah bagian yang tidak baik. Dan or tersebut sudah berbuat tidak sopan ke kakak. Kakak harus memberitahukan ibu dan bapak apabila ada yang menyentuh atau memegang pada bagian tersebut.

3.3. Bagian yang tertutup pakaian dalam.

Tegaskan kepada anak, bahwa bagian ini adalah apabila di sentuh adalah sangat” tidak sopan, terburuk, tidak terpuji dan sangat” dianjurkan agar anak memberitahukan kepada kita dgn segera. Hal ini utk menghindari terjadinya pelecehan sedini mungkin pada anak.

(penjelasan” diatas dapat dilakukan pada usia anak 5 tahun).

Kiat dasar mengasuh seksualitas :

- jangan borongan :

Misal : ketika kita menyuruh si kakak yg perempuan sholat, sekali dua kali dia belum melakukannya juga, setelah yang ketiga kita mulai tidak sabar…., tiba” ntah karna malasnya si kakak yg 10 tahun ini bilang “bu kayaknya aku ada merah” deh di pakaian dlmku….”. tanduk kita yg sdh mau berdiri sekarang benar” berdiri karena keterkejutan kita. Serta merta kita mengajaknya duduk dan dengan suara yg agak tinggi kita ceramahi dia tentang menstruasi dan segala macamnya, tapi setelah itu sampai si anak gadis menikah kita tidak pernah lagi mendiskusikannya dgn dia. Hal inilah yg harus dihindari oleh ibu” zaman sekarang.

Ajaklah anak” kita berbicara sexualitas sedini mungkin, persiapkan mereka menghadapi lingkungan yg jauh berbeda dgn kita tumbuh dulu.

- Hadirkan Allah, Alquran Hadist dari tiap” penjelasan yang kita berikan.

- jadilah model teladan utk mereka. Jangan pernah menyerahkan tanggungjawab ini kepada orang lain. Missal ke guru di sekolah, ke guru mengajinya. Karena kitalah orgtua mereka yang akan diikuti oleh mereka.

- perhatikanlah konsep diri anak.

- proaktif, terlibat penuh, jangan menunggu mereka bertanya.

- jangan marah dengan pertanyaan anak” kita klw dia bertanya hal” yg menurut kita tidak sopan. Kita harus keluar dari perasaan tabu dan saru. Semua pasti ada penjelasan logisnya. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban.

Kiat menghadapi pertanyaan

  1. Tenang dan control diri. Hadirkan senyum ketika anak bertanya kepada kita.
  2. Tarik nafas panjang
  3. Cek pemahaman anak ; selalu tanyakan kembali kepada anak : “yang kamu tahu apa nak ?” hal ini dimaksudkan agar kita tidak keluar terlalu jauh dlm memberikan jawaban, sehubungan dengan penjelasan yang singkat, logis dan sesuai umur.
  4. Katakana apa yang kita rasakan. Misal : “wadduuuhhh,,,,, anak ibu sudah besar ya…. Kaget lho ibu ditanya kaya’ gini….” Hal ini berguna utk mengeluarkan emosi kita karena keterkejutan dgn pertanyaan yg kita tidak duga sebelumnya dan memberikan kesempatan otak kita utk segera memberikan jawaban atau menundanya. Apabila kita akan menunda menjawabnya janjikan kapan dan harus kita tepati.

Persiapkan anak” kita akan masa balighnya pada usia 8-9 tahun. Sehingga mereka dapat memahami apa dan mana yang harus dihindari apalagi dgn pergaulan yang semakin hitect saat ini. Jangan biarkan anak” kita pergi ke warnet. Karena apa yg ada di warnet adalah racun yg dapat membunuh perkembangan mereka.

Yang kita harapkan hasilnya adalah agar anak” kita dapat menolak dengan sendirinya hal” pornografi yang ditawarkan kepada mereka. Karena bahaya pornografi tidak kalah hebat rusaknya dengan miras dan drugs.

Semoga bermanfaat